Jakarta - Sudah 13 unit pesawat MA60 yang Merpati datangkan sejak 2007 dari produsennya di China. Setiap unit pesawat penumpang bermesin turbo baling-baling ganda tersebut dibeli dengan harga US$ 11 juta atau Rp 9,408 milyar.
"Harga satu unit pesawat saat itu US $ 11 juta," ujar Dirut PT Merpati Nusantara, Sardjono Jhony Tjitrokusumo, dalam jumpa pers di Kantor Merpati, Jl Angkasa, Jakarta Pusat, Senin (9/5/2011).
Di dalam kesempatan tersebut, Sardjono didampingi Direktur Niaga Merpati, Toni Aulia, Direktur Operasional Merpati Asep Eka Nugraha, dan Direktur Keuangan Merpati Farid Lutfi. Termasuk 10 orang pilot pesawat jenis MA.
Sardjono, menguatkan pernyataan Kementerian Perhubungan bahwa pesawat jenis MA60 buatan China tidak ada masalah secara teknis. Namun dia membenarkan pada tahun 2007, ada beberapa pesawat dari jenis itu yang terpaksa tidak diterbangkan.
"Tapi bukan karena tidak laik terbang, itu hanya karena permasalahan dalam leasingnya. Ada masalah pembayaran," kata Sardjono.
Dia menjelaskan, saat itu Cina sebagai negara yang memproduksi pesawat tidak setuju jika pembayaran belum lunas pesawat sudah beroperasi. "Cina tidak mau belum dibayar tapi sudah dipakai, jadi bukan karena mesin atau laik tidaknya pesawat itu terbang," jelasnya.
Dia menambahkan, Merpati tidak akan menerbangkan pesawat yang laik terbang. Apalagi saat ujicoba pesawat dahulu, seluruh direksi dan komisaris juga ikut naik dalam pesawat ini.
"Saya bukan orang yang sadis untuk membiarkan teman-teman terbang dalam keadaan tidak aman. Seluruh direksi dan komisaris sudah mencoba pesawat ini sehingga tidak mungkin naik pesawat yang tidak laik," katanya.
"Sekali lagi pesawat ini laik terbang," tegas Sardjono.
Sumber : Detik
"Harga satu unit pesawat saat itu US $ 11 juta," ujar Dirut PT Merpati Nusantara, Sardjono Jhony Tjitrokusumo, dalam jumpa pers di Kantor Merpati, Jl Angkasa, Jakarta Pusat, Senin (9/5/2011).
Di dalam kesempatan tersebut, Sardjono didampingi Direktur Niaga Merpati, Toni Aulia, Direktur Operasional Merpati Asep Eka Nugraha, dan Direktur Keuangan Merpati Farid Lutfi. Termasuk 10 orang pilot pesawat jenis MA.
Sardjono, menguatkan pernyataan Kementerian Perhubungan bahwa pesawat jenis MA60 buatan China tidak ada masalah secara teknis. Namun dia membenarkan pada tahun 2007, ada beberapa pesawat dari jenis itu yang terpaksa tidak diterbangkan.
"Tapi bukan karena tidak laik terbang, itu hanya karena permasalahan dalam leasingnya. Ada masalah pembayaran," kata Sardjono.
Dia menjelaskan, saat itu Cina sebagai negara yang memproduksi pesawat tidak setuju jika pembayaran belum lunas pesawat sudah beroperasi. "Cina tidak mau belum dibayar tapi sudah dipakai, jadi bukan karena mesin atau laik tidaknya pesawat itu terbang," jelasnya.
Dia menambahkan, Merpati tidak akan menerbangkan pesawat yang laik terbang. Apalagi saat ujicoba pesawat dahulu, seluruh direksi dan komisaris juga ikut naik dalam pesawat ini.
"Saya bukan orang yang sadis untuk membiarkan teman-teman terbang dalam keadaan tidak aman. Seluruh direksi dan komisaris sudah mencoba pesawat ini sehingga tidak mungkin naik pesawat yang tidak laik," katanya.
"Sekali lagi pesawat ini laik terbang," tegas Sardjono.
Sumber : Detik
0 comments:
Post a Comment