Wednesday, May 18, 2011

Pak Harto dan SBY sama-sama baik


Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Muttawakkil Alallah menilai, tidak menutup kemungkinan survei yang dilakukan oleh Indo Barometer sarat dengan kepentingan politik.

Sebab, saat ini mendekati 2014 yang merupakan akan terjadi pergantian kepemimpinan di Indonesia.

“Tidak menutup kemungkinan survei itu bernilai politik karena menyangkut jabatan politik,” kata pengasuh Ponpes Genggong, Probolinggo, Jawa Timur, kepada okezone di Kantor PWNU, Jalan Masjid Agung, Surabaya, Rabu (18/5/2011).

Namun, Mutawakkil mengatakan, mengenang kebaikan orang yang sudah meninggal memang dianjurkan oleh Islam. Seperti mengenang jasa-jasa kebaikan Presiden Soeharto. Dia menilai jika dibandingkan antara Presiden Soeharto dan SBY tentunya ada beberapa yang berbeda. Dari sisi ketegasan misalnya, Presiden Soeharto memiliki kelebihan di banding SBY.

“Di sisi lain mungkin lebih baik Pak SBY dan ada sisi positifnya. Seperti dalam hal ekonomi tergantung dari mana sudut pandangnya," katanya.

Dia mencontohkan, dari sisi produktivitas Badan Usaha Milik Negera (BUMN). masih lebih baik di era SBY. “Kalau dulu untuk pengelolaan BUMN masih terselubung dengan berbagai kepentingan-kepentingan politik. Tapi tidak bisa dipungkiri jasa Pak Harto untuk bangsa ini cukup besar,” jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Lembaga Survei Indo Barometer melakukan survei melibatkan 1200 responden di 33 provinsi. Di bidang ekonomi dan hukum, kinerja SBY-Boediono dianggap kurang memuaskan.

Responden yang tinggal di pedesaan dan perkotaan menyatakan Orde Baru lebih baik. Pemerintahan Soeharto memperoleh 40,5 persen, disusul SBY (21,9 %) dan Soekarno (8,9 %).

Publik perkotaan yang menyatakan Orde Baru lebih baik sebanyak 47,7 persen dan public pedesaan 35,7 persen.

Sumber: Okezone.com

0 comments:

Post a Comment