Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta menguat tujuh poin menjadi Rp 8.713 dibandingkan posisi terakhir sebelumnya di posisi Rp 8.720. Menguatnya mayoritas nilai tukar mata uang Asia terhadap dolar AS memberi sentimen positif pada nilai tukar mata uang rupiah.
"Minimnya data AS yang positif memicu mata uang Asia termasuk rupiah bergerak menguat kendati masih dalam kisaran yang terbatas," kata pengamat pasar uang dari David Sumual di Jakarta, Rabu (30/3). Ia menambahkan, Bank Indonesia masih menjaga mata uang rupiah di level Rp 8.700. Dengan demikian membuat harga barang-barang impor akan turun.
"Barang impor kebanyakan bahan pokok, menguatnya rupiah maka harga pangan juga dapat lebih murah. Sehingga, naiknya inflasi karena harga bahan pangan yang naik dapat ditekan," ujarnya. Ia menambahkan, cadangan devisa yang kembali menguat dan mencatatkan total mencapai US$ 104,3 miliar menjadi salah satu pemicu rupiah menguat.
Sementara, pengamat valas Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih dalam kajiannya menambahkan, ada tambahan sekitar US$ 1 miliar dalam aset portofolio yaitu Sertifikat BI sebesar Rp 2,9 triliun dan Surat Utang Negara sebesar Rp 5,7 triliun. "Posisi asing pada SBI mencapai total Rp 74,5 triliun atau sekitar 32,4 persen dari total outstanding SBI, sedangkan pada SUN mencapai total Rp 209,9 triliun atau sekitar 31 persen dari total outstanding SUN," kata dia.(ANT/JUM)
0 comments:
Post a Comment