JAKARTA, KOMPAS.com - Jika anak Anda memiliki koleksi mainan, terutama tokoh superhero ataupun mobil-mobilan kecil, mungkin ada baiknya jika anak Anda diajari merawat dan menjaga mainan tersebut. Bahkan, bila perlu, buatkan lemari khusus untuk memajang mainan tersebut. Siapa tahu di kemudian hari justru mainan-mainan tersebut sudah langka dan memiliki harga yang tinggi.
Seperti dialami Eko Priharto (30), tidak terpikir olehnya bahwa hobi mengoleksi mainan, terutama mainan karakter tokoh-tokoh superhero akan membawa dia ke dalam bisnis yang sangat menguntungkan.
"Awalnya waktu kecil saya senang banget beli mainan. Saya susun satu-satu di lemari, nah baru benar-benar ngoleksi itu dari bangku kuliah," kata Eko saat ditemui di Lifestyle & Hobby Expo 2010, di Jakarta Convention Center, Senayan, Sabtu (18/12/2010).
Dari hobi itu, Eko mengumpulkan satu persatu mainan. Tidak jarang dia melakukan barter dengan sesama pecinta. Setelah lulus kuliah, Eko sempat bekerja di sebuah perusahaan kontraktor di Jakarta selama enam tahun. Selama itu juga dia masih tetap menggeluti hobinya dengan mengumpulkan mainan karakter superhero.
Setelah enam tahun bekerja, Eko melihat bahwa hobinya mengoleksi mainan bisa mendatangkan profit. Berbekal mainan yang dikoleksi serta relasi yang dimiliki antarsesama peminat, Eko memutuskan keluar dari pekerjaannya dan menggeluti bidang yang diakuinya menyenangkan ini.
"Saya nekat aja saat itu, saya berembuk dengan istri dan meyakinkan dia bahwa bisnis ini bisa berhasil. Saya pada dasarnya tidak bisa di tekan saat bekerja, karena itu saya gak tahan dengan pekerjaan saya yang dulu, akhirnya saya mulai bisnis ini," cerita Eko.
Keputusannya untuk berbisnis mainan karakter kartun dan superhero ternyata membuahkan hasil. Jika mengikuti pameran besar, Eko bisa meraup keuntungan hingga Rp 6 juta dalam dua hari. Dia pun optimis untuk even kali ini dia bisa meraup keuntungan hingga Rp 2 juta.
"Yang bikin saya kaget itu, saat saya memajang mainan yang saya beli waktu kecil. Suatu hari ada pengunjung yang datang dan melihat mainan itu, dia langsung menawar harganya. Saya sempat bingung soalnya mainan itu cuma mainan plastik dan ukurannya kecil, dan gak ada niat buat dijual, ya udah saya bilang aja 250 ribu, eh diambil sama tu orang," kenang Eko.
Dari peristiwa tersebut Eko menyadari bahwa mainan, dari hari ke hari akan memiliki nilai tambah, apalagi jika dirawat dengan baik dan masih bagus. "Ada aja yang nyari mainan lama," tambahnya.
Hal ini juga yang membuat Eko selalu menyimpan mainan yang memiliki model tertentu ataupun edisi khusus, dengan pertimbangan untuk dua hingga tiga tahun ke depan sudah mulai langka dan harganya lebih tinggi.
Menurut Eko menjadi penjual mainan jangan terlalu idealis, dimana hanya menjual satu jenis produk. "Saya pernah jadi idealis dengan hanya menjual mainan dengan kualitas yang bagus, dan tentu saja harganya mahal, tapi yang beli bisa dihitung dengan jari. Karena itu saya sekarang mengimbanginya dengan gantungan kunci dan mainan yang masih bisa dijangkau harganya," kata Eko.
Saking cintanya dengan mainan, Eko kadang miris melihat keponakannya yang tidak bisa merawat mainan. Saat ada mainan yang mau dicorat-coret, Eko memilih membeli mainan tersebut, membersihkannya, dan memajangnya di toko. "Ya itu lagi mas, ada aja yang mau beli," ujar Eko yang sebentar lagi memiliki anak kedua.
0 comments:
Post a Comment